Cerita dari Belanda

contoh geboortekaart dari google

Hari Sabtu lalu kami kraambezoek alias maternity visit istrinya broer (kakak laki – laki) dari suamiku. Mereka tinggal di Den Haag, sekitar 1,5 jam dari rumah kami kalau kesana pakai mobil.

Kebiasaan kraambezoek disini berbeda dengan di Indonesia, kalau di Indonesia kita bisa melihat saudara, teman atau kenalan yang baru melahiran dan bayinya di rumah sakit atau di rumah mereka sehari atau beberapa hari setelah si bayi lahir, disini kita bisa datang untuk melihat sang ibu dan bayinya setelah kita mendapatkan  geboortekaart alias kartu yang dikirimkan oleh orangtua si bayi sebagai pemberitahuan bahwa bayi mereka sudah lahir, biasanya isi geboortekaart juga ada nama si bayi, nama orang tua, nama kakak – kakaknya si bayi jika bayi yang baru lahir bukan anak pertama, tanggal lahir, berat dan panjang bayi, nomor telepon orangtua si bayi dan alamat rumah mereka. Biasanya orangtua si bayi akan mengirimkan kartu tersebut paling cepat satu minggu setelah si bayi lahir, jadi kalau kita bukan keluarga dekat si orangtua dan bayi, kita ga bisa datang ke rumah sakit untuk melihat si ibu dan bayinya, apalagi untuk menunggui proses persalinan. Karena yang biasanya datang ke rumah sakit hanya ayah, kakek dan nenek si bayi. Sisanya biasanya hanya dipersilahkan datang ke rumah setelah menerima geboortekaart, tapi ada juga pengecualian untuk anggota keluarga yang lain seperti om dan tante si bayi yang bisa datang ke rumah mereka sebelum mendapatkan kartu asalkan mereka sudah mendapatkan pemberitahuan dari orangtua si bayi secara personal. Walapun kita sudah menerima pemberitahuan secara personal ataupun lewat kartu bukan berarti kita bisa datang kapan saja tanpa membuat janji terlebih dahulu dengan orangtua si bayi. Itulah gunanya dicantumkan nomor telepon orangtua si bayi supaya kita terlebih dahulu membuat afspraak atau appointment dengan orangtua si bayi kapan kita bisa melakukan kraambezoek ke rumah mereka.

Biasanya saat kraambezoek, kita akan membawa kartu ucapan dan bunga atau kado untuk si ibu dan bayinya. Kado disini bentuknya bisa berupa barang, uang atau cadeaubon (gift voucher berisi uang elektronikyang bisa dipakai untuk membeli barang di tempat – tempat tertentu). Kebetulan sebelum si bayi lahir kakak suamiku dan anak kedua mereka berulang tahun serta anak pertama mereka akan berulang tahun beberapa hari setelah kami kraambezoek. Jadi kami memberikan empat kartu ucapan dan empat kado sekaligus di hari yang sama.

Di rumah orangtua si bayi yang baru lahir, kita akan disuguhi beschuit met muisjes seperti gambar di bawah ini.

beschuit met muisjes dari google

Lihat muisjes atau meses warna – warni itu kan, nah itu ada artinya, kalau bayi yang lahir laki – laki maka kita akan disuguhi biskuit dengan meses warna biru dan putih di atasnya, sebaliknya jika bayi yang lahir perempuan maka kita akan disuguhi biskuit dengan meses warna merah muda dan putih di atasnya. Setiap orang hanya akan mendapatkan masing – masing satu biskuit. Ini salah satu tradisi orang Belanda yang aku suka karena mereka membuat moment kehadiran anggota baru di keluarga menjadi lebih spesial.

Oh iya sebagai tamu kita juga mesti tahu waktu saat kraambezoek, maksudnya tidak bertamu terlalu lama karena si ibu dan bayinya masih harus banyak beristirahat, begitu juga dengan ayah si bayi yang juga turut begadang di malam hari karena harus beradaptasi dengan si bayi dan rutinitas baru mereka sebagai orangtua. Hal ini sangat penting untuk dipahami sampai – sampai masuk ke materi pembelajaran tentang pengetahuan kehidupan masyarakat di Belanda. Jika kita ga bisa datang langsung untuk melihat si ibu dan bayinya, kita juga bisa mengirimkan kartu ucapan selamat dan kado ke alamat rumah mereka yang tercantum di geboortekaart.

Selain tradisi geboortekaart dan beschuit met muisjes ada juga tradisi mendekorasi rumah dan halaman dengan dekorasi warna biru atau merah muda untuk menunjukkan ke tetangga bahwa bayi mereka sudah lahir dan sebagai petunjuk bagi tamu yang datang ke rumah mereka supaya ga salah pencet bel ke rumah tetangga. 😛

Untuk sebagian orang mungkin tradisi di Belanda ini agak aneh, contohnya jika di Indonesia orangtua yang baru mendapatkan bayi tinggal buat pengumuman di media sosial dan kemudian menerima ucapan selamat di media sosial, tapi disini justru orangtua si bayi yang baru lahir yang harus repot – repot memesan atau membuat sendiri geboortekaart dan mengirimkannya ke handaitulan dan teman – teman mereka. Masih banyak tradisi orang Belanda yang berbeda dan unik lainnya. Lain kali akan aku tulis juga di blog ini.

Tot ziens!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *