Sejak jaman pacaran sama suami sampai hari ini, sudah ga terhitung rasanya berapa kali aku diminta untuk menjadi mak comblang antara orang Indonesia dengan orang Belanda. Pun sudah sering kali diminta menjelaskan kiat-kiat mendapatkan kenalan orang caucasian atau yang lebih dikenal dengan bule kalau di Indonesia mah. Jawabanku untuk mereka selalu sama: usaha sendiri. Karena dulu aku juga usaha sendiri juga kok, ga pake cara minta kenalin/comblangin. Dulu aku ketemu dan kenalan dengan suamiku di dating online, walaupun tujuan utamaku waktu itu bukan untuk mencari jodoh melainkan mencari teman yang bisa diajak ngobrol dalam bahasa Inggris karena aku pengen meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisku. Tapi karena sudah takdirnya, justru dari dating online itu aku bertemu dengan jodohku. Bagi yang pengen kenalan sama bule di dating online, coba dibaca dulu postinganku yang ini biar pintar dan ga kena scam.
Dan juga yang harus dipikirkan, diperhatikan kalau ingin berjodoh dengan bule adalah banyaknya perbedaan-perbedaan antara kita orang Indonesia dengan para bule. Perbedaan yang aku maksud ini misalnya perbedaan pola pikir/cara pandang/mindset, kepribadian, pola hidup, kebiasaan, budaya, adat istiadat, lingkungan dan lain-lain. Jadi berjodoh dengan bule itu bukan hanya tentang hal-hal yang enak-enaknya aja, banyak juga lho yang ga enaknya, jangan sampai kamu ga tau dan impian berjodoh dengan bule malah jadi zonk. Sudah banyak cerita yang aku baca atau dengar, terutama di group facebook kawin campur antara orang Indonesia dengan WNA yang berakhir dengan ketidakbahagiaan karena itu tadi kurang mengenal pasangan dengan baik, persamaan dan perbedaannya. Banyak orang Indonesia yang langsung mikir pasti bahagia, pasti hidupnya terjamin, pasti bisa hidup enak, dsb kalau dapat jodoh bule kayak cerita Cinderella dan Pangeran berkuda putih. Belum tentu maliiihhh. Oleh karena itu disini aku mau bahas perbedaan-perbedaan yang sering ditemui dalam pernikahan campur dan perlu dipikirkan, diperhatikan dengan baik kalau kepengen berjodoh dengan bule. Cekidot!
MENGATUR KEUANGAN
kebanyakan bule berprinsip “uangku uangku, uangmu uangmu” jadi dari banyak cerita nyata yang terjadi dalam pernikahan campur dengan bule kalau cuma suaminya yang kerja dan istri ga kerja, maka keuangan akan dikelola oleh suami, istrinya hanya akan mendapatkan uang belanja saja untuk kebutuhan makan sehari-hari, sisanya suami yang pegang dan atur. Jadi sebagai istri yang tidak memiliki penghasilan kalau mau beli sesuatu ya harus dikomunikasikan alias minta uang dari suami. Sedangkan kalau istrinya juga bekerja maka kebutuhan rumah tangga akan ditanggung bersama 50:50. Jadi kalai si istri yang bekerja ini mau beli tas, sepatu, skincare, dll ya beli pake duit sendiri, begitu juga dengan si suami kecuali untuk kado/kejutan ya biasanya dibelikan lah. Beda kan dengan cara mengatur keuangan keluarga di Indonesia yang mana biasanya seluruh gaji suami diberikan kepada istrinya jadi istri lah yang menjadi menteri keuangan, suami cuma dapat jatah untuk bbm/transport, makan dan rokok dari gajinya sendiri, baik jika istrinya juga bekerja atau tidak bekerja.
TIDAK ADA UANG BANTUAN UNTUK DIKIRIM KE KAMPUNG HALAMAN
Nah, ini yang masih sering menjadi bahan pembicaraan panas. Kalau setelah menikah dengan pacar bulemu kemudian kamu diboyong ke negara asalnyanya dan cuma suami yang bekerja, kebanyakan dari para suami bule ini akan keberatan kalau sebagian gajinya dikirimkan kepada orangtua atau keluarga istrinya di Indonesia, karena prinsip bule adalah “aku menikah dengan kamu dan hanya bertanggung jawab atas dirimu saja, tidak termasuk keluargamu juga”. Jadi kalau ada yang merasa dirinya adalah tulang punggung keluarga dan punya pacar bule, sebelum memutuskan untuk menikah ada baiknya bicarakan tentang uang bantuan ini terlebih dahulu. Jangan sampai karena masalah uang bantuan ini hubunganmu dengannya dan dengan keluargamu jadi terganggu dan menjadi tidak baik. Kalau memang kamu kekeuh mau menikah dengan pacar bulemu tapi dia tidak mau menanggung biaya hidup keluargamu maka jalan keluarnya adalah kamu juga harus bekerja jadi kamu bisa dengan leluasa memberikan uang gajimu sendiri untuk orangtua atau keluargamu di Indonesia. Dan perlu diketahui mendapatkan pekerjaan di negara lain itu tidak semudah membalikkan telapak tanganmu, Rosalinda!
HEMAT
Kenapa ya masih banyak orang Indonesia yang mengasosiasikan bule dengan banyak uang, kaya dan royal? Padahal ga semua bule punya banyak uang dan kaya. Justru banyak bule kelas menengah yang jumlah uangnya ga banyak, ya cukuplah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menabung untuk liburan. Ada juga bule miskin yang ga punya kerjaan dan hidupnya hanya mengandalkan bantuan sosial dari pemerintah setiap bulan. Bule royal? WKWKWKWK 😀 kebanyakan bule mah pelit cuy, eh bukan pelit sih ya tapi perhitungan. Apalagi orang Belanda. 😛 Jadi bagi yang mengharapkan bertemu dan berjodoh dengan bule tampan berkuda putih untuk bisa hidup enak dan foya-foya beli ini itu dan liburan setiap saat mending dipikir-pikir lagi deh, karena kenyataannya sama aja kayak ras lain yang hidup di belahan dunia manapun, bule juga harus hidup hemat, cermat mengatur keuangannya dan nabung supaya bisa hidup enak dan liburan.
STATUS HUBUNGAN
Status hubungan baik in pacaran atau menikah itu penting bagi orang Indonesia, hukumnya harus, mutlak, kudu, wajib ada statusnya. Kalau ada yang sudah tinggal bersama tapi tidak menikah, wah, bisa bikin heboh itu bahkan bisa sampai masuk bui atau babak belur dihakimi masa. Tapi di negara-negara barat, status atas sebuah hubungan bukanlah sesuatu yang “penting”. Contohnya di Belanda, sudah banyak orang yang tinggal dan hidup bersama bertahun-tahun sampai punya anak cucu tetapi tidak menikah. Status mereka hanya samenwonen alias hidup bersama. Samenwonen ini juga bisa disahkan secara legal sama kayak pernikahan. Hanya bedanya jika terjadi perpisahan yang menikah harus melalui proses perceraian sedangkan samenwonen bisa langsung berpisah. Jadi kalau punya pacar bule tanyakan juga mau menikah atau hanya samenwonen dan utarakan juga keinginanmu seperti apa biar tidak ada pihak yang berharap lebih lalu kecewa.
MENGURUS RUMAH TANGGA DAN ANAK
Kebanyakan bule memiliki cara pandang yang berbeda dengan orang Indonesia, di negara-negara barat perempuan dan laki-laki memilki posisi dan derajat yang sama. Jadi dalam mengurus rumah tangga dan anak pun suami istri adalah partner yang harus saling membantu dan bahu-membahu. Pembagian tugas di rumah tangga harus adil supaya tidak ada pihak yang merasa terbebani dan tidak bahagia. Jadi urusan masak, cuci piring, cuci baju, mengurus anak, beresin rumah, dsb ga selalu identik dengan perempuan atau istri saja. Laki-laki atau suami juga harus mau dan bisa melakukannya. Begitu juga untuk urusan mencari nafkah ga mesti suami saja, tapi istri juga bisa melakukannya. Bahkan sekarang ini sudah banyak laki-laki yang menjadi bapak rumah tangga disaat istrinya pergi bekerja mencari nafkah untuk keluarga. Di negara-negara barat juga jarang sekali ada keluarga yang memilki asisten rumah tangga karena mahalnya gaji ART yang dihitung per jam, jadi semuanya dikerjakan sendiri mulai dari masak, nyuci sampai ngosrek WC sampai bersih makanya kalo punya mimpi mau hidup enak berleha-leha kayak nyonya besar di luar negeri mending diurungkan saja niat menikahi bule kecuali kamu berjodoh dengan bule kaya raya nan tajir melintir.
MAKANAN
Kalau menikah dengan bule ya mbok belajar juga masak makanan bule yang suamimu doyan. Jangan cuma dimasakin makanan Indonesia melulu, kecuali kalau si suami juga doyan dan ga komplain ya setiap hari makan nasi dan lauk pauk khas Indonesia. Belajar juga masak makanan negara lain yang umum-umum aja kayak masakan Italia atau China yang kebanyakan orang suka. Aku pun belajar masak makanan khas Belanda, Jepang, India karena suamiku suka, tapi dia juga ga pernah komplain kalau lebih sering aku masakin makanan Indonesia dan hampir setiap hari makan nasi. Oh iya sejak kenal omelete ala Indonesia alias telur dadar, suamiku ga doyan lagi makan omelete ala bule karena menurutnya telur dadar ala Indonesia lebih lekker. 😀
AGAMA
Sudah jadi rahasia umum kalau di negara-negara barat agama yang lumrah dipercayai adalah kristen, banyak juga bule yang tidak berafiliasi dengan suatu agama apapun bahkan tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. Ini berbeda dengan keadaan di Indonesia yang mana agama mayoritas adalah Islam. Bagi yang ingin berjodoh dengan bule, masalah agama ini juga perlu dipertimbangkan, mau apapun agama dan keyakinanmu. Ga sedikit bule yang bersedia masuk ke agama tertentu demi memuluskan keinginan untuk menikahi pujaan hatinya. Sah-sah saja. Tapi apakah setelah menikah ajaran agama tersebut akan dijalani dengan baik sehingga suami bulemu bisa menjadi imam pembimbing dan pemimpin dalam keluarga, nah ini yang perlu dibicarakan lebih lanjut kan? Atau kalau mau menikah beda agama juga harus dipikirkan dengan baik karena di Indonesia tidak bisa melegalkan pernikahan beda agama dan/atau menganut tata cara dua agama yang berbeda. Dan jika nanti memiliki anak dalam pernikahan beda agama, apakah si anak akan menganut agama yang sama dengan si ibu atau si ayah atau bagaimana.
Apa lagi ya…? Baru segini aja yang kepikiran sama aku, ini aja sudah panjang banget postingannya. 😛 Kalau ada yang mau menambahkan, monggo tulis di kolom komentar. Doei.
Tot ziens!
Mba saya mau koment donk
Hi Silva, silahkan kalau mau kasih komentar atau pertanyaan yang berkaitan dengan postingan ini disini ya.