Mencari Sahabat di Perantauan

Beberapa waktu kemarin aku sempat sedih karena merasa seperti ga punya sahabat baik disini. Itu pertama kalinya aku galau soal pertemanan dalam hidupku sebelumnya aku yang (akhirnya menjadi) cenderung pemilih dalam berteman ini ga pernah kepikiran sampai galau apalagi merasa sedih karena kepengen punya sahabat baik. Di Indonesia kan semua orang yang kita kenal itu kita sebut/anggap teman kayak teman sekolah/kuliah/kerja, teman main, teman online, teman offline dan perasaan bertemannya juga dekat satu sama lain. Jadi waktu aku masih muda, jaman masih sekolah/kuliah semua orang yang ku kenal kuanggap teman baik, aku suka punya banyak teman dari berbagai latar belakang. Aku punya sahabat – sahabat baik yang selalu ada buatku. Teman online pun banyak sekali contohnya di facebook bisa sampai ribuan orang yang berteman denganku, sebagian dari mereka juga ku kenal di dunia nyata dan sebagian yang lain hanya sebatas online yang intensitas komunikasinya dari sering sampai jarang. Tapi seiring berjalannya waktu semua orang berubah termasuk aku, perubahan karena beda kegiatan, ketertarikan, lingkungan, status, dsb menyebabkan tali pertemanan juga berubah tak lagi seerat dulu, longgar bahkan terlepas sama sekali. Yang dulunya berteman/bersahabat baik dan dekat sekali sampai seperti saudara kandung sekarang malah kayak orang asing ke satu sama lain. Yang dulunya bisa bebas cerita apa saja tanpa ada rasa khawatir sekarang hanya tegur sapa seadanya, cerita pun hanya sekedarnya saja karena setiap orang berubah dan untuk menyesuaikan diri satu sama lain ga semudah seperti dulu. Ya sudah pertemanan yang sudah beda frekuensinya seperti itu memang lebih baik diakhiri daripada ada yang baper kan. Kayaknya sejak kuliah tahun – tahun terakhir setelah beberapa kali putus nyambung dalam pertemanan/persahabatan akhirnya aku menjadi pemilih dalam berteman. Tapi saat itu aku masih punya beberapa sahabat baik. Sejak mulai kerja aku mulai lebih sibuk dan fokus ke diri sendiri, mulai jarang komunikasi dan bertemu dengan mereka sampai akhirnya aku ga punya teman dekat ataupun sahabat sama sekali. Beberapa pilihan yang aku putuskan dalam hidupku sepertinya juga mempengaruhi keinginan mereka untuk tidak melanjutkan pertemanan denganku. Ya ga apa – apa juga sih, toh aku ga bisa memaksakan seseorang untuk berteman denganku atau tidak begitu juga sebaliknya. Karena seperti kata mbak Yoyen pertemanan itu kayak jodoh, cocok – cocokan. Dan ternyata pertemanan itu juga level/tingkatannya mulai dari kenalan, kenalan online, kolega/teman sekolah/kampus, teman, teman dekat sampai dengan sahabat. Jadi kenalan tidak sama dengan teman, teman tidak sama dengan  sahabat.

Balik lagi ke perasaan sedih dan kegalauanku beberapa waktu lalu soal pertemanan ini yang datangnya secara tiba – tiba mungkin karena waktu itu aku lagi merasa kepengen punya teman ngobrol atau curhat yang mendalam yang juga sesama orang Indonesia, teman hangout, makan-makan, dsb. Karena setelah aku ga punya sahabat yang bisa dicurhati, tepat curhatku cuma ke suami yang dengannya aku bisa cerita tentang apa saja karena dia lah suami sekaligus sahabat terbaikku dan kami memang ga punya rahasia dari satu sama lain. Tapi kan ngobrol, curhat atau hangout dengan suami itu beda dengan teman atau sahabat. Apalagi aku perempuan yang ada kalanya aku kepengen punya sahabat baik yang juga perempuan, orang Indonesia yang satu frekuensi dan kami bisa cerita tentang apa saja, curhat yang mendalam, jalan – jalan, masak dan makan bareng, dsb. Setelah pindah kesini aku punya beberapa kenalan orang Indonesia yang pernah ketemu satu dua kali dan kadang ngobrol di media sosial. Kenalan orang lokal juga ada tapi ya hanya sebatas kenalan, aku kenal dengan mereka dari suamiku karena mereka itu adalah teman suamiku atau istri dari teman suamiku. Selain itu aku juga punya dua orang teman baik yang juga sesama WNI yang jadi imigran cinta disini kalau sedang bersama mereka aku bisa rileks, kami rutin bertemu beberapa bulan sekali dan mengunjungi satu sama lain, suami – suami kamipun juga jadi saling kenal dan yang aku suka dari dua orang teman baikku ini adalah saat sedang ngobrol kami jarang sekali menggunjingkan orang lain isi obrolan kami lebih sering tentang kehidupan masing – masing, belajar, kursus, ujian, makanan, toko mana yang lagi diskon, dsb. 😀 Tapi memang sampai saat ini aku belum menemukan atau merasakan lagi hubungan persahabatan yang dengan orang tersebut aku bisa bebas kontak kapan saja, yang selalu ada, bisa curhat yang mendalam tentang banyak hal tanpa merasa rasa khawatir dan bisa merasakan punya sahabat rasa saudara. Atau mungkin memang aku ga kan lagi punya sahabat baik seperti yang aku inginkan karena mencari sahabat baik yang satu frekuensi itu susah ya terlebih lagi di perantauan seperti ini, setidaknya bagiku ditambah lagi memang sekarang aku jadi cenderung menjaga diri untuk ga terlalu terbuka dan banyak cerita tentang hal-hal yang sifatnya pribadi kepada siapapun termasuk keluarga, kenalan ataupun teman.

Untuk menghibur diri supaya ga merasa sedih yang berlarut akhirnya aku menyibukkan diri dengan menjadi volunteer di SD dekat rumah beberapa kali dalam seminggu. Lumayanlah aku bisa bertemu dengan anak – anak yang kadang menggemaskan dan dengan mereka aku juga bisa belajar dan lebih berani untuk ngobrol dalam bahasa Belanda, Puji Tuhan, setelah aku mulai sering ketemu anak – anak di sekolah aku jadi merasa lebih sibuk, justru aku merindukan waktu me time di rumah dan kegalauanku berkurang.

Sekian dulu curhatan randomku kali ini. Tot ziens!

 

4 thoughts on “Mencari Sahabat di Perantauan

  1. Hi Icha,ini ak Mimi .ak ngerti bgt dengan apa yg km ceritakan ttg teman diperantauan disini( dibelanda) total gak sama dgn bagaimana kita berteman di negara kita sendiri diindonesia.ak sendiri jg merayakan sama seperti yg km ceritakan disini.disini memang bnr kita harus hati2 tuk mencari teman yg tulus yg ns berbagi cerita dan terbuka.hrs byk belajar dan memilah mana teman yg bnr bs kita jadikan teman berbagi atau hanya sekedar teman tuk say Hello aja.ak doain semoga km mendapatkan teman yg tulus dan bs berbagi.makasih byk ya tuk berbagi pengalaman dan informasi disini.bs banyak membantu dgn apa yg telah km bagikan disini.Tuhan berkati sll .groetjes Mimi

    1. Halo Mimi, makasih sudah komen ya. Iya susah ya ternyata mencari sahabat rasa saudara disini, sesusah mencari jodoh. Haha. ?

  2. hai halloo….
    aku lina. baru tinggal di belanda sejak 7 dec 19 kmrn…. aku sdh mulai merasakan kegalauan dan kerinduan ttg indo dan family tentunya, ditambah aku dtg pas winter, omj dingin bangett…
    dirumah berasa galau ga punya teman utk ngobrol selain suami,,…
    boleh mnta saran ada grup atau organisasi perkumpulan org indonesia di belanda.

  3. Hi Lina, welkom in Nederland. Iya ya ga enaknya datang pas winter pas lagi dingin, mana ga ada saljunya lagi tapi tahun ini cuacanya lebih panas dibanding tahun lalu, keluar rumah ga perlu pake jaket tebal juga ga kedinginan. :D. Kamu tinggal dimana? Untuk cari teman sesama orang Indonesia, kamu bisa gabung di group facebook Indonesian Living in Holland.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *